Prosa dan puisi adalah bagian dari sastra. Dalam kajian apapun, sastra itu indah, dan nikmat. Berbagai segi kehidupan dalam alam realitas ini, semuanya bisa kita ungkapkan dalam sebuah karya sastra.
Itu sebabnya, sastra dianggap mampu memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya. Seringkali dengan membaca sebuah karya sastra, muncullah romantika suspense (ketegangan-ketegangan) yang sungguh manis dan indah.
Artinya bahwa dalam ketegangan-ketegangan itulah maka diperoleh kenikmatan estetis yang aktif.
Adakalanya, dengan membaca sastra, seseorang akan terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam keterlibatan tersebut, kemungkinan besar, akan muncul kenikmatan estetis (Busthan Abdy, 2016:13).
Sastra bukan saja suatu bentuk seni bahasa semata, melainkan ia merupakan kecakapan dalam menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra.
Sastra bukan saja suatu bentuk seni bahasa semata, melainkan ia merupakan kecakapan dalam menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra.
Jelasnya, faktor yang sangat menentukan di sini adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan bahasa sebagai medianya. Tentu kenyataaan itu tergambar dalam dua bagian dari sastra, yaitu: prosa dan puisi.
Prosa, adalah jenis sastra yang dibedakan dari puisi, karena tidak terlalu terikat oleh irama, rima atau kemerduan bunyi. Bahasa prosa juga dekat dengan bahasa sehari-hari.
Prosa, adalah jenis sastra yang dibedakan dari puisi, karena tidak terlalu terikat oleh irama, rima atau kemerduan bunyi. Bahasa prosa juga dekat dengan bahasa sehari-hari.
Sedangkan puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan sangat cermat. Sehingga mampu mempertajam kesadaran pendengar serta penyimaknya akan bunyi, irama, bahkan makna khusus yang terkandung di dalam puisi.
Oleh Abdy Busthan
Tidak ada komentar
Posting Komentar