Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme dalam bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya dalam berpikir.
Sehingga naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan Ketuhanan, budi pekerti, dan intelek.
Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Pendidikan bagi paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan.
Sekolah merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme. Karena belajar merupakan sesuatu yang natural, maka oleh karena itu, fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang juga natural.
Prinsip terpenting bahwa paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
Naturalisme dan Pendidikan
Terdapat 5 (lima) tujuan pendidikan dalam paham naturalisme, yaitu sebagai berikut:
Naturalisme dan Pendidikan
Terdapat 5 (lima) tujuan pendidikan dalam paham naturalisme, yaitu sebagai berikut:
- Mengamankan kebutuhan hidup
- Meningkatkan anak didik
- Memelihara hubungan sosial dan politik
- Menikmati waktu luang
- Pemeliharaan diri
Terdapat pula beberapa prinsip penting dalam proses pendidikan naturalisme ini, yaitu sebagai berikut:
- Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam.
- Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik.
- Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak.
- Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan.
- Pendidikan dimaksudkan untuk dapat membantu perkembangan fisik, sekaligus otak.
- Praktik mengajar adalah seni menunda.
- Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif. Hukuman dalam hal ini dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan suatu kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.
Gagasan Naturalisme Rousseau dalam Pendidikan
Jean Jacques Rousseau (1712-1778), adalah seorang tokoh filosofi besar, penulis dan komposer pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya banyak sekali memengaruhi revolusi Prancis dan perkembangan politika modern serta dasar pemikiran edukasi.
Terkait dengan paham naturalisme ini, Rousseau menyatakan bahwa ada tiga gagasan kunci dalam memahami konsep naturalisme dalam pendidikan, terutama jika membahas tentang perkembangan manusia. Berikut ketiga gagasan tersebut, sebagaimana dikutip dalam Busthan Abdy (2016:231):
Pertama. Perkembangan bergerak maju menurut peta waktu biologis dan hati manusia. Untuk pertama kalinya, manusia akan memiliki gambaran perkembangan manusia yang independen dari pengaruh-pengaruh enviromentalisme. Anak-anak tidak lagi dibentuk oleh kekuatan eksternal, seperti pengajaran orang dewasa dan penguatan masyarakat. Karena yang sebenarnya, anak-anak akan tumbuh dan belajar dengan cara mereka sendiri, sesuai rencana alam. Dewasa ini, gagasan seperti ini disebut sebagai "biological maturity" (kematangan-biologis).
Kedua. Perkembangan manusia akan menyingkap serangkaian tahapan yaitu periode-periode, dimana anak-anak mengalami dunia dengan cara-cara yang berbeda. Anak-anak berbeda dari orang dewasa bukan karena mereka kertas kosong yang secara bertahap akan menyerap pengajaran orang dewasa. Tetapi sebaliknya, disetiap tahapan perkembangannya, pola berpikir anak-anak bersikap selalu memiliki karakteristik unik mereka sendiri.
Ketiga. Filsafat pendidikan yang digagas Rousseau, adalah pendidikan yang berpusat pada anak. Rousseau mengatakan, "Ajarlah murid-muridmu sesuai usianya". Dalam pemahamannya bahwa, seorang pendidik harus mencocokkan pelajaran yang diberikan dengan melihat pada setiap tahap perkembangan anak. Dengan cara ini maka anak-anak akan dimampukan untuk menilai hal-hal berdasarkan pengalaman dan daya pemahaman mereka sendiri-sendiri.
Oleh:Abdy Busthan
Tidak ada komentar
Posting Komentar