Istilah "idealisme" berdengung pertama kalinya dalam dunia Filsafat ketika seorang Gottfried Wilhem Leibniz (1646 –1716) yang akrab dengan panggilan Leibnitz atau Von Leibniz menggunakannya pada dekade awal abad ke-18. Leibniz adalah filsuf Jerman keturunan Sorbia yang terkenal dengan paham Théodicée, dimana ia mengusung pemahaman filsafat bahwa manusia hidup dalam dunia yang sebaik mungkin karena dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna.
Leibniz menerapkan istilah "idealisme" dengan dasar pemikiran tokoh aliran idealisme pertama, yaitu Plato (427-374 SM) murid Sokrates. Awalnya Leibniz menggunakan idealisme ini untuk mempertentangkannya dengan paham materialisme dari seorang Epikuros, yaitu filsuf Yunani Kuno yang mendirikan mazhab filsafat yang disebut "epikureanisme". Bagi Epikuros, tujuan filsafat adalah untuk mewujudkan kehidupan yang tenang dan bahagia berupa perpaduan ataraxia (ketiadaan ketakutan, kegelisahan, ataupun kecemasan) dan aponia (ketiadaan rasa sakit), dan juga dengan menjalin persahabatan.
Oleh: Abdy Busthan
Leibniz menerapkan istilah "idealisme" dengan dasar pemikiran tokoh aliran idealisme pertama, yaitu Plato (427-374 SM) murid Sokrates. Awalnya Leibniz menggunakan idealisme ini untuk mempertentangkannya dengan paham materialisme dari seorang Epikuros, yaitu filsuf Yunani Kuno yang mendirikan mazhab filsafat yang disebut "epikureanisme". Bagi Epikuros, tujuan filsafat adalah untuk mewujudkan kehidupan yang tenang dan bahagia berupa perpaduan ataraxia (ketiadaan ketakutan, kegelisahan, ataupun kecemasan) dan aponia (ketiadaan rasa sakit), dan juga dengan menjalin persahabatan.
Epikuros mengajarkan bahwa akar dari segala penderitaan adalah penolakan kematian dan kecenderungan manusia untuk membayangkan bahwa kematian itu mengerikan dan menyakitkan. Menurutnya, hal ini telah menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. Epikuros sendiri berpandangan bahwa kematian adalah akhir dari tubuh maupun jiwa, sehingga tidak perlu ditakuti. Walaupun Epikuros percaya akan keberadaan para dewa, ia yakin bahwa mereka tidak ikut campur dalam urusan manusia dan juga tidak mengaruniai orang berdasarkan tindakan mereka. Intinya oang tetap perlu berbuat baik kepada sesama, karena jika mereka bertindak jahat, rasa bersalah akan menghantui mereka dan membuat mereka tidak dapat mencapai ataraxia.
Konsep Dasar Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurut Plato, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohan, dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita akan melahirkan suatu angan-angan yang disebutkan sebabagai “dunia idea”.
Aliran idealisme menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Dimana idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, sehingga semua yang mengalami gerak tidak dikategorikan sebagai idea. Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran aslinya hanya dapat dipotret oleh jiwa murni.
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurut Plato, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohan, dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita akan melahirkan suatu angan-angan yang disebutkan sebabagai “dunia idea”.
Aliran idealisme menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Dimana idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, sehingga semua yang mengalami gerak tidak dikategorikan sebagai idea. Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran aslinya hanya dapat dipotret oleh jiwa murni.
Itu sebabnya, gambaran alam dalam pandangan idealisme hanyalah sebuah gambaran dari dunia idea saja, sebab posisinya adalah tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya mutlak, tidak dijangkau oleh material apapun.
Dan pada kenyataannya, idea memang selalu digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk, demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dapat dikatakan sebagai dunia idea.
Idealisme Pendidikan
Aliran idealisme cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan. Idealisme terpusat pada keberadaan lembaga sekolah. Pendidikan bagi kaum idealisme, harus eksis sebagai sebuah lembaga dalam proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.
Bagi aliran idealisme, siswa merupakan pribadi tersendiri sebagai makhluk spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual adalah kenyataan, sehingga mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
Idealisme Pendidikan
Aliran idealisme cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan. Idealisme terpusat pada keberadaan lembaga sekolah. Pendidikan bagi kaum idealisme, harus eksis sebagai sebuah lembaga dalam proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.
Bagi aliran idealisme, siswa merupakan pribadi tersendiri sebagai makhluk spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual adalah kenyataan, sehingga mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
Sejak idealisme sebagai aliran filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual.
Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, tapi berpusat pada idealisme.
Maka tujuan pendidikan menurut aliran idealisme terbagi atas tiga hal: tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara keduanya. Pendidikan idealisme untuk individual bertujuan agar siswa/i bisa menjadi kaya dalam kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia. Dan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Fungsi guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme adalah sebagai berikut:
Maka tujuan pendidikan menurut aliran idealisme terbagi atas tiga hal: tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara keduanya. Pendidikan idealisme untuk individual bertujuan agar siswa/i bisa menjadi kaya dalam kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia. Dan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Fungsi guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme adalah sebagai berikut:
- Guru adalah personifikasi dari kenyataan anak didik. Artinya, guru merupakan wahana atau fasilitator yang mengantarkan anak didik dalam mengenal dunianya melalui materi-materi dalam aktivitas pembelajaran.
- Untuk itu, penting bagi guru memahami kondisi peserta didik dari berbagai sudut, baik mental, fisik, tingkat kecerdasan dan lain sebagainya.
- Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa. Artinya, seorang guru itu harus mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada anak didik.
- Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi-potensi pedagogik yaitu kemampuan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang lainnya.
- Guru haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan yang berbeda dengan guru yang lain.
- Guru menjadi teman dari para muridnya. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan dalam berinteraksi dengan anak didik.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan aliran idealisme harus fokus pada isi objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang text book. Agar pengetahuan dan pengalamannya menjadi lebih aktual.
Implikasi aliran Idealisme dalam Pendidikan sebagai berikut:
- Tujuannya adalah untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial bagi seluruh pelaku belajar.
- Kurikulumnya adalah pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
- Metode yang diutamakan adalah metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan ilmu yang lain), tetapi metode lain yang efektif, dapat juga dimanfaatkan.
- Peserta didik bebas mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.
- Pendidik atau guru dapat bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.
- Pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga menuju pada tujuannya dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
- Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk memahami realita, nilai-nilai, kebenaran, maupun sebagai warisan sosial.
- Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan kultural, sosial dan spiritual. Memperkenalkan suatu spirit intelektual guna membangun masyarakat yang ideal.
- Pendidikan idealisme berusaha agar seseorang dapat mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang diperlukan oleh semua manusia secara bersama-sama.
- Tujuan pendidikan idealisme adalah ketepatan mutlak. Untuk itu, kurikulum seyogyanya bersifat tetap dan tidak menerima perkembangan.
- Peranan pendidik menurut aliran ini adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-hakekat dan pengetahuan yang tepat. Dengan kata lain, guru menyiapkan situasi dan kondisi yang kondusif untuk mendidik anak didik, serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan mereka, kemudian membimbing mereka dengan kasih sayang dan dengan ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar