Jerome Seymour Bruner, dilahirkan tanggal 1 Oktober 1915, tepatnya di kota New York, Amerika. Orang tuanya adalah Heman dan Rose Bruner yang berimigrasi dari negara Polandia. Bruner lebih di kenal khalayak sebagai seorang psikolog yang banyak membuat kontribusi signifikan terhadap bidang psikologi manusia, yaitu pada konsentrasi kognitif dan teori belajar kognitif dalam psikologi pendidikan, serta sejarah dan filsafat pendidikan secara umum (dalam Busthan Abdy, 2016:90)
Belajar penemuan atau discovery learning merupakan model pembelajaran yang di gagas oleh salah satu legendaris teori belajar kognitif, Jerome Seymour Bruner (1915).
Prinsip dasar Bruner bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Itu sebabnya, metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, dengan banyak memanipulasi objek sebelum sampai pada tahapan generalisasi.
Bruner mempelopori aliran psikologi kognitif yang memberikan dorongan agar pendidikan selalu memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berpikir. Bruner banyak memberikan pandangan perkembangan kognitif manusia seperti: bagaimana manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dengan mentransformasi pengetahuan itu.
Dasar pemikiran teori ini adalah pandangan Bruner yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah pemproses, pemikir, dan pencipta informasi. Bruner menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Inilah landasan dasar teori “discovery learning” dari Bruner.
Pandangan Bruner secara keseluruhan menyatakan bahwa pendidikan tidak harus fokus hanya pada menghapal fakta saja., dimana Bruner menulis dalam bukunya yang berkaitan dengan proses pendidikan bahwa “Mengetahui bagaimana sesuatu bernilai, mengumpulkan seribu fakta tentang hal itu“.
Sejak tahun 1964-1996, Bruner mengembangkan kurikulum lengkap untuk sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan siswa dalam tiga bidang utama yang ia sebut “Man: A Course of Study”. Asumsinya bahwa Bruner ingin menciptakan lingkungan pendidikan yang fokus pada jawaban atas tiga pertanyaan ini:
Apa yang unik tentang manusia?Bagaimana manusia menjadi seperti itu?Bagaimana manusia bisa menjadi lebih?
Tahapan Pembelajaran Discovery
Bruner menjadi sangat terkenal karena ia lebih peduli terhadap “proses belajar” daripada hasil belajar. Metode yang digunakannya adalah metode penemuan (discovery learning) itu sendiri. Dalam teori belajarnya, Bruner berpendapat bahwa, kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif, jika siswa yang terlibat didalamnya dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.
Menurut Busthan Abdy (2016:101), Bruner membagi pembelajaran discovery learning ini menjadi tiga tahapan. Ketiga tahapan itu adalah sebagai berikut:
Sebab menurut Bruner, tujuannya agar proses mempelajari sesuatu pengetahuan atau kemampuan berlangsung secara optimal, dalam arti pengetahuan atau kemampuan dapat diinternalisasi dalam struktur kognitif orang yang bersangkutan.
Pada dasarnya, yang terlihat pada setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa yang ada di dalam lingkungannya, dia akan menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa tersebut di dalam pikirannya sendiri—yaitu suatu model mental tentang peristiwa yang dialaminya. Kajian Bruner menekankan perkembangan kognitif. Dimana Bruner menekankan cara-cara manusia berinteraksi dalam alam sekitar dan menggambarkan pengalamannya secara lebih mendalam.
Oleh: Abdy Busthan
Tulisan ini diambil dari buku:
Judul : Pembelajaran Kognitif
Penulis: Abdy Busthan
Tahun : 2016
Penerbit: Desna Life Ministry
Alamat Penerbit: Kupang
Menurut Busthan Abdy (2016:101), Bruner membagi pembelajaran discovery learning ini menjadi tiga tahapan. Ketiga tahapan itu adalah sebagai berikut:
- Tahap Informasi—yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru
- Tahap Transformasi—yaitu suatu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru, yang mungkin bermanfaat untuk hal hal yang lain
- Evaluasi—yaitu tahapan dalam hal mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. Yang Bruner persoalkan di sini adalah seberapa banyak informasi itu menjadi diperlukan agar dapat ditransformasikan kembali dengan lebih baik.
Sebab menurut Bruner, tujuannya agar proses mempelajari sesuatu pengetahuan atau kemampuan berlangsung secara optimal, dalam arti pengetahuan atau kemampuan dapat diinternalisasi dalam struktur kognitif orang yang bersangkutan.
Pada dasarnya, yang terlihat pada setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa yang ada di dalam lingkungannya, dia akan menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa tersebut di dalam pikirannya sendiri—yaitu suatu model mental tentang peristiwa yang dialaminya. Kajian Bruner menekankan perkembangan kognitif. Dimana Bruner menekankan cara-cara manusia berinteraksi dalam alam sekitar dan menggambarkan pengalamannya secara lebih mendalam.
Oleh: Abdy Busthan
Tulisan ini diambil dari buku:
Judul : Pembelajaran Kognitif
Penulis: Abdy Busthan
Tahun : 2016
Penerbit: Desna Life Ministry
Alamat Penerbit: Kupang
Tidak ada komentar
Posting Komentar