BREAKING NEWS
latest

728x90

Ads

468x60

header-ad

HUT Pekabaran Injil Papua, Ini Pesan Pimpinan Media LANNY.WEB dan Pendiri Media SUARA.NABIRE

SUARA.NABIRE l "In Gottes Namen Bettraten Wir Das Land", demikian sebuah pernyataan iman, sekaligus doa pertama yang diucapkan oleh Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler saat pertama kali menginjakan kaki di wilayah Mansinam, Teluk Doreri Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat (dulu Papua), pada 5 Februari 1885 silam.

Apa yang dikatakan Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler tersebut sekaligus menandai hari bersejarah bagi masyarakat Tanah Papua, yang ditetapkan sebagai hari masuknya Pekabaran Injil di Tanah Papua.

Pimpinan media online LANNY.WEB, Yus Baminggen. S.Sos., M.Si., mengatakan bahwa kalimat "In Gottes Namen Bettraten Wir Das Land," yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya adalah "Dengan Nama Tuhan Kami Menginjak Tanah Ini", sepatutnya dijadikan spirit untuk terus menyebarkan pesan injil dalam terang kasih Kristus dimana saja Orang Asli Papua (OAP) berada.

"Saya pikir sebagai OAP, apa yang diungkapkan penginjil asal Jerman yakni Otto dan Gestler saat pertama kali menginjakan kaki di Pulau Mansinam itu, bisa kita jadikan spirit untuk menyebarkan pesan injil dalam terang kasih Kristus kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja kita berada," demikian ujar Yus ketika dikonfirmasi via seluler pada Jumat (5/02/21) pagi.

Bung Yus, demikian sapaan akrabnya, yang juga merupakan salah satu pendiri media SUARA.NABIRE, menambahkan bahwa kebaikan dan keluhuran dalam perkataan dan tindakan sebagai OAP haruslah terus berkumandang dimana saja, khususnya di tanah Papua tercinta.

"Injil telah masuk, dan hendaklah ia terus mendarahdaging di dalam hati dan pikiran kita, sehingga kita sebagai OAP bisa terus menyebarkan kasih dan sayang kepada sesama kita, terlebih lagi kepada Junjungan kita Yesus Kristus," ucapnya

"Sekali lagi, selamat memperingati HUT Pekabaran Injil ke-166 bagi seluruh masyarakat Papua yang beragama Kristen, marilah kita singkirkan kekerasan, permusuhan bahkan ketidakadilan di tanah Papua ini, mulai dari dalam diri kita sendiri. Demi secercah harmoni kehidupan bagi anak cucu kita ke depan," demikian tutup Yus (Red)

« PREV
NEXT »

Tidak ada komentar