SUARA.NABIRE - Stephen William Hawking adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia merupakan Profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan merupakan salah satu anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge.
Hawking di kenal dengan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama teori-teorinya tentang kosmologi, gravitasi kuantum, blackhole (lubang hitam), dan radiasi Hawking.
Salah satu tulisannya yang kontroversial dan sangat terkenal adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times kota London selama 237 minggu berturut-turut, di tahun 2010. Disamping itu, Hawking bersama Leonard Mladinow juga menyusun buku terkenal lainnya yang berjudul: The Grand Design.
Meskipun keadaan fisik Hawking mengalami “tetraplegia” (kelumpuhan) yaitu karena sklerosis lateral amiotrofik, tetapi karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari 40 tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang "selebritis akademik" dan "teoretikus fisika" yang termasyhur di dunia internasional.
Hawking sangat meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial itu memang ada, sehingga untuk membuktikannya ia menggunakan basis matematis sebagai asumsinya.
Hawking pernah berasumsi: "Menurut otak matematisku, angka menunjukan bahwa keberadaan alien sangatlah rasional. Tantangan terbesar adalah memperkirakan seperti apakah alien itu". Hawking sangat meyakini bahwa alien tidak hanya ada di planet-planet, tetapi juga berada di tempat lain, seperti di bintang atau mengapung di angkasa luas.
Dengan berbekal rumusan matematikanya, Hawking kemudian memperingati bahwa ada beberapa spesies alien yang mungkin memiliki peradaban yang sangat maju dan dapat mengancam Bumi ini dan hubungan dengan spesies seperti itu, dapat membahayakan seluruh umat manusia. Ia mengatakan, "Jika alien mengunjungi kita, hasilnya akan sama seperti ketika Columbus mendarat di Amerika, yang tidak berakhir baik bagi penduduk asli Amerika".
Hawking juga pernah menyarankan bahwa daripada mencoba menghubungi alien, sebaiknya kita menghindari hubungan dengan mereka (Sumber: Hawking warns over alien beings". BBC News. 25 April 2010. Diakses tanggal 12 Desember 2015, pada pukul 06.34 Wita).
Masa Kecil Hawking Terkenal Lamban
Stephen Hawking lahir di Oxford, Britania Raya pada tanggal pada 8 Januari 1942 dari pasangan Dr. Frank Hawking, seorang biolog, dan ibunya yang bernama Isobel Hawking.
Hawking memiliki dua saudara kandung, yaitu Philippa dan Mary, dan saudara seorang adopsi, bernama Edward. Orang tua Hawking tinggal di North London dan pindah ke Oxford ketika ibu Hawking mengandung dirinya untuk mencari tempat yang lebih aman. (London saat itu berada dibawah serangan Luftwaffe Jerman).
Setelah Hawking dilahirkan, keluarga mereka kembali ke London. Ayahnya lalu menjadi kepala divisi parasitologi di National Institute for Medical Research.
Pada tahun 1950, Hawking dan keluarganya pindah ke St Albans, Hertfordshire. Di sana ia bersekolah di St Albans High School for Girls dari tahun 1950 hingga tahun 1953 (pada masa itu, laki-laki dapat masuk ke sekolah perempuan hingga usia sepuluh tahun). Dari usia 11 tahun, Hawking bersekolah di St Albans School.
Hawking mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis ketika ia berumur 8 hingga 12 tahun. Bahkan teman-teman sekolah Hawking pernah bertaruh sekantong permen, bahwa Hawking kelak tak akan mempunyai masa depan dan tidak akan menjadi apa-apa.
Perjalanan Menuju Kesuksesan
Dalam perkembangan selanjutnya, Hawking selalu tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia bahkan terinspirasi dari guru matematikanya yang bernama Dikran Tahta, yaitu dalam mempelajari matematika di Universitas.
Setelah lulus dari sekolah, Hawking pun melanjutkan pendidikan akademiknya ke Universitas Oxford, tempat dimana ayahnya dulu bersekolah, dan mengambil jurusan spesialisasi fisika.
Setelah menerima gelar Bachelor di Oxford pada tahun 1962, ia masih tetap tinggal di Oxford untuk memperlajari anatomi. Namun, ia memutuskan untuk keluar karena materi pembelajaran tidak cocok dengannya. Hawking pun masuk di Trinity Hall, Cambridge, untuk mempelajari astronomi teoritis dan ilmu kosmologi.
Dari pengetahuan yang ia dapatkan, ia pun dapat membuat teori-teori yang banyak membantu dunia sains. Namun akhirnya Hawking memilih untuk pergi meninggalkan sekolah ketika ia menyadari bahwa mempelajari bintik matahari tidak sesuai untuknya, dan Hawking lebih tertarik pada teori daripada sekedar observasi saja.
Segera setelah tiba di Cambridge, gejala sklerosis lateral amiotrofik (ALS) selanjutnya membuat Hawking kehilangan hampir seluruh kendali, dimana neuromuskularnya mulai muncul.
Pada tahun 1974, Hawking tidak mampu makan atau bangun tidur sendiri. Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya dapat dimengerti oleh orang yang telah mengenalnya dengan baik dan lebih dekat dengan kehidupannya.
Pada tahun 1985, Hawking terkena penyakit pneumonia dan harus dilakukan trakeostomi sehingga dia pun tidak dapat berbicara sama sekali. Seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang memperbolehkan Hawking menulis apa yang ingin dia katakana melalui sebuah komputer, lalu dilafalkan melalui sebuah voice synthesizer.
Hawking menikah dengan Jane Wilde, seorang murid bahasanya, pada tahun 1965. Jane Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991. Alasan mereka bercerai dikarenakan tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking. Mereka telah dikaruniai tiga anak: Robert (lahir tahun 1967), Lucy (lahir tahun 1969), dan Timothy (lahir tahun 1979).
Pada tahun 1995 Hawking lalu menikahi perawatnya, Elaine Mason (yang sebelumnya sudah menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking). Namun tepatnya pada bulan Oktober tahun 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya ini.
Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking hanya menjawab, "Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQ-nya adalah seorang pecundang”.
Dalam perkembangan selanjutnya, Hawking kemudian memilih kepercayaan agnostik sebagai agamanya. Hawking telah menggunakan kata "Tuhan" (secara metaforis) untuk menggambarkan poin-poin dalam buku-buku dan pidatonya.
Mantan istrinya, Jane, menyatakan saat dilangsungkan proses perceraian, Hawking adalah seorang atheis. Hawking menyatakan bahwa ia "tidak religius secara akal sehat" dan ia percaya bahwa: “Alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Hukum tersebut mungkin dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak melakukan intervensi untuk melanggar hukum".
Hawking selanjutnya membandingkan agama dan ilmu pengetahuan pada tahun 2010, dan menyatakan: "Terdapat perbedaan mendasar antara agama, yang berdasarkan pada otoritas, (dan) ilmu pengetahuan, yang berdasarkan pada observasi dan alasan. Ilmu pengetahuan akan menang karena memang terbukti".
Pada bulan September 2010, The Telegraph melaporkan bahwa Stephen Hawking telah menyatakan dengan tegas dan penuh percaya diri bahwa Tuhan bukanlah pencipta alam semesta.
Hawking menulis dalam bukunya yang berjudul: The Grand Design, bahwa.. "Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan alam semesta".
Tahun 2017, Hawking sempat meramal beberapa teknologi dan peradaban dunia di masa depan. Termasuk teknologi kecerdasan buatan atau umum disebut AI (artificial intelligence) yang sedang marak muncul di beberapa teknologi mutahkhir satu dekade belakang. Hawking memang terbilang vokal dalam menyoroti robot dan AI. Dia meyakini bahwa akan tiba waktu di mana AI sepenuhnya akan menjadi "makhluk" yang mengungguli bahkan menggantikan manusia.
Akhirnya tepat hari Rabu tanggal 14 Maret 2017 sang jenius fisika ini menghembuskan nafas terakhirnya. Perjalanan hidupnya sempat diangkat ke layar lebar dalam film "The Theory of Everything" yang tayang pada tahun 2014.
(Oleh: Abdy Busthan)
******
Dikutip dari buku:
Judul: Pendidikan Berbasis Goblok (hal 131-136)
Penulis: Abdy Busthan
Penerbit: Desna Life Ministry
Tahun Terbit: 2018
Alamat Penerbit: Kupang
Hawking di kenal dengan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama teori-teorinya tentang kosmologi, gravitasi kuantum, blackhole (lubang hitam), dan radiasi Hawking.
Salah satu tulisannya yang kontroversial dan sangat terkenal adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times kota London selama 237 minggu berturut-turut, di tahun 2010. Disamping itu, Hawking bersama Leonard Mladinow juga menyusun buku terkenal lainnya yang berjudul: The Grand Design.
Meskipun keadaan fisik Hawking mengalami “tetraplegia” (kelumpuhan) yaitu karena sklerosis lateral amiotrofik, tetapi karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari 40 tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang "selebritis akademik" dan "teoretikus fisika" yang termasyhur di dunia internasional.
Hawking sangat meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial itu memang ada, sehingga untuk membuktikannya ia menggunakan basis matematis sebagai asumsinya.
Hawking pernah berasumsi: "Menurut otak matematisku, angka menunjukan bahwa keberadaan alien sangatlah rasional. Tantangan terbesar adalah memperkirakan seperti apakah alien itu". Hawking sangat meyakini bahwa alien tidak hanya ada di planet-planet, tetapi juga berada di tempat lain, seperti di bintang atau mengapung di angkasa luas.
Dengan berbekal rumusan matematikanya, Hawking kemudian memperingati bahwa ada beberapa spesies alien yang mungkin memiliki peradaban yang sangat maju dan dapat mengancam Bumi ini dan hubungan dengan spesies seperti itu, dapat membahayakan seluruh umat manusia. Ia mengatakan, "Jika alien mengunjungi kita, hasilnya akan sama seperti ketika Columbus mendarat di Amerika, yang tidak berakhir baik bagi penduduk asli Amerika".
Hawking juga pernah menyarankan bahwa daripada mencoba menghubungi alien, sebaiknya kita menghindari hubungan dengan mereka (Sumber: Hawking warns over alien beings". BBC News. 25 April 2010. Diakses tanggal 12 Desember 2015, pada pukul 06.34 Wita).
Masa Kecil Hawking Terkenal Lamban
Stephen Hawking lahir di Oxford, Britania Raya pada tanggal pada 8 Januari 1942 dari pasangan Dr. Frank Hawking, seorang biolog, dan ibunya yang bernama Isobel Hawking.
Hawking memiliki dua saudara kandung, yaitu Philippa dan Mary, dan saudara seorang adopsi, bernama Edward. Orang tua Hawking tinggal di North London dan pindah ke Oxford ketika ibu Hawking mengandung dirinya untuk mencari tempat yang lebih aman. (London saat itu berada dibawah serangan Luftwaffe Jerman).
Setelah Hawking dilahirkan, keluarga mereka kembali ke London. Ayahnya lalu menjadi kepala divisi parasitologi di National Institute for Medical Research.
Pada tahun 1950, Hawking dan keluarganya pindah ke St Albans, Hertfordshire. Di sana ia bersekolah di St Albans High School for Girls dari tahun 1950 hingga tahun 1953 (pada masa itu, laki-laki dapat masuk ke sekolah perempuan hingga usia sepuluh tahun). Dari usia 11 tahun, Hawking bersekolah di St Albans School.
Hawking mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis ketika ia berumur 8 hingga 12 tahun. Bahkan teman-teman sekolah Hawking pernah bertaruh sekantong permen, bahwa Hawking kelak tak akan mempunyai masa depan dan tidak akan menjadi apa-apa.
Perjalanan Menuju Kesuksesan
Dalam perkembangan selanjutnya, Hawking selalu tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia bahkan terinspirasi dari guru matematikanya yang bernama Dikran Tahta, yaitu dalam mempelajari matematika di Universitas.
Setelah lulus dari sekolah, Hawking pun melanjutkan pendidikan akademiknya ke Universitas Oxford, tempat dimana ayahnya dulu bersekolah, dan mengambil jurusan spesialisasi fisika.
Setelah menerima gelar Bachelor di Oxford pada tahun 1962, ia masih tetap tinggal di Oxford untuk memperlajari anatomi. Namun, ia memutuskan untuk keluar karena materi pembelajaran tidak cocok dengannya. Hawking pun masuk di Trinity Hall, Cambridge, untuk mempelajari astronomi teoritis dan ilmu kosmologi.
Dari pengetahuan yang ia dapatkan, ia pun dapat membuat teori-teori yang banyak membantu dunia sains. Namun akhirnya Hawking memilih untuk pergi meninggalkan sekolah ketika ia menyadari bahwa mempelajari bintik matahari tidak sesuai untuknya, dan Hawking lebih tertarik pada teori daripada sekedar observasi saja.
Segera setelah tiba di Cambridge, gejala sklerosis lateral amiotrofik (ALS) selanjutnya membuat Hawking kehilangan hampir seluruh kendali, dimana neuromuskularnya mulai muncul.
Pada tahun 1974, Hawking tidak mampu makan atau bangun tidur sendiri. Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya dapat dimengerti oleh orang yang telah mengenalnya dengan baik dan lebih dekat dengan kehidupannya.
Pada tahun 1985, Hawking terkena penyakit pneumonia dan harus dilakukan trakeostomi sehingga dia pun tidak dapat berbicara sama sekali. Seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang memperbolehkan Hawking menulis apa yang ingin dia katakana melalui sebuah komputer, lalu dilafalkan melalui sebuah voice synthesizer.
Hawking menikah dengan Jane Wilde, seorang murid bahasanya, pada tahun 1965. Jane Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991. Alasan mereka bercerai dikarenakan tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking. Mereka telah dikaruniai tiga anak: Robert (lahir tahun 1967), Lucy (lahir tahun 1969), dan Timothy (lahir tahun 1979).
Pada tahun 1995 Hawking lalu menikahi perawatnya, Elaine Mason (yang sebelumnya sudah menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking). Namun tepatnya pada bulan Oktober tahun 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya ini.
Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking hanya menjawab, "Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQ-nya adalah seorang pecundang”.
Dalam perkembangan selanjutnya, Hawking kemudian memilih kepercayaan agnostik sebagai agamanya. Hawking telah menggunakan kata "Tuhan" (secara metaforis) untuk menggambarkan poin-poin dalam buku-buku dan pidatonya.
Mantan istrinya, Jane, menyatakan saat dilangsungkan proses perceraian, Hawking adalah seorang atheis. Hawking menyatakan bahwa ia "tidak religius secara akal sehat" dan ia percaya bahwa: “Alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Hukum tersebut mungkin dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak melakukan intervensi untuk melanggar hukum".
Hawking selanjutnya membandingkan agama dan ilmu pengetahuan pada tahun 2010, dan menyatakan: "Terdapat perbedaan mendasar antara agama, yang berdasarkan pada otoritas, (dan) ilmu pengetahuan, yang berdasarkan pada observasi dan alasan. Ilmu pengetahuan akan menang karena memang terbukti".
Pada bulan September 2010, The Telegraph melaporkan bahwa Stephen Hawking telah menyatakan dengan tegas dan penuh percaya diri bahwa Tuhan bukanlah pencipta alam semesta.
Hawking menulis dalam bukunya yang berjudul: The Grand Design, bahwa.. "Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan alam semesta".
Tahun 2017, Hawking sempat meramal beberapa teknologi dan peradaban dunia di masa depan. Termasuk teknologi kecerdasan buatan atau umum disebut AI (artificial intelligence) yang sedang marak muncul di beberapa teknologi mutahkhir satu dekade belakang. Hawking memang terbilang vokal dalam menyoroti robot dan AI. Dia meyakini bahwa akan tiba waktu di mana AI sepenuhnya akan menjadi "makhluk" yang mengungguli bahkan menggantikan manusia.
Akhirnya tepat hari Rabu tanggal 14 Maret 2017 sang jenius fisika ini menghembuskan nafas terakhirnya. Perjalanan hidupnya sempat diangkat ke layar lebar dalam film "The Theory of Everything" yang tayang pada tahun 2014.
(Oleh: Abdy Busthan)
******
Dikutip dari buku:
Judul: Pendidikan Berbasis Goblok (hal 131-136)
Penulis: Abdy Busthan
Penerbit: Desna Life Ministry
Tahun Terbit: 2018
Alamat Penerbit: Kupang
Tidak ada komentar
Posting Komentar