BREAKING NEWS
latest

728x90

Ads

468x60

header-ad

Kisah Kesuksesan "Sang Pemurung" Isaac Newton


Siapa yang tak kenal dengan ilmuan fisika penemu teori gravitasi, Isaac Newton? Memang terjadi kontroversial sebelum Newton mempublikasikan konsep ‘Principa’—Newton menyebutkan dengan hukum gravitasi—bahwa sebelumnya seseorang bernama Robert Hooke lebih dahulu mengumumkan tentang keberadaan teori gravitasi. Hanya persoalannya, Robert Hooke tidak sejenius Newton dalam konsep matematikanya. Sehingga meskipun Hooke mampu memformulasikan dan menemukan hipotesis tentang teori gravitasi, namun dia tidak mampu untuk mengkalkulasikan rumusnya, seperti yang pernah dilakukan oleh Newton.

Newton lebih terkenal sebagai penemu teorema binomial umum, yang berlaku untuk semua eksponen. Disamping itu, ia juga menemukan teori identitas Newton, metode Newton, pengklasifikasian kurva bidang kubik, dan dia juga memberikan kontribusi yang substansial pada teori “beda hingga”, serta Newton adalah ilmuan yang pertama kali menggunakan pangkat perpecahan dan menerapkan geometri koordinat untuk dapat menurunkan penyelesaian persamaan diophantus.

Newton merupakan fisikawan yang sangat termasyur, juga terkenal sebagai matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.

Masa Kecil Newton Sang Pemurung
Isaac Newton, dilahirkan di Woolsthorpe, Colsterworth, sebuah hamlet (desa) di county Lincolnshire, pada tanggal 4 Januari 1643, dan meninggal pada tanggal 31 Maret 1727 di usia yang ke-84 tahun. Pada saat kelahirannya, Inggris masih mengadopsi kalender Julian, sehingga hari kelahirannya dicatat tanggal 25 Desember 1642 tepat hari Natal.

Ayahnya yang juga bernama Isaac Newton, meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton. Newton dilahirkan secara prematur; dilaporkan pula ibunya, Hannah Ayscough, pernah berkata bahwa tubuh Newton ketika lahir sangat kecil sekali, sehingga ibunya mengatakan Newton pada waktu kecil dapat dimasukkan ke dalam sebuah cangkir (≈ 1,1 liter).

Ketika Newton berumur 3 tahun, ibunya kembali lagi menikah dan pergi meninggalkan Newton di bawah asuhan neneknya, Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai ayah tirinya dan menyimpan rasa benci terhadap ibunya karena menikahi pria tersebut, seperti yang tersingkap dalam pengakuan dosanya: "Threatening my father and mother Smith to burn them and the house over them." (Cohen, I. B, 1970).

Ketika Newton masuk sekolah, dia memiliki reputasi sebagai anak yang suka melamun dan pemurung. Bahkan gurunya sering kali memarahi dia jika ia malas dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Saat itu di sekolah Newton, anak-anak yang lebih pintar boleh duduk di depan, dan yang kurang pintar duduk di belakang. Newton duduk di belakang. Karena dia memang tergolong lambat dan bodoh.

Melihat Newton tidak suka sekolah, bahkan sering bolos sekolah, maka ibunya pun mengeluarkan dia dari sekolah, yaitu ketika ia berusia 14 tahun, dan membawanya pulang ke rumah. Di rumah, Newton sangat suka bermain-main dan mengamati segala sesuatu yan ditemukannya. Misalnya ia suka membuat jam air, dan salah satu mainannya adalah kincir angin, dimana dia suka mengamatinya serta membuatnya sendri.

Pada malam harinya, Newton sering membuat lentera untuk diterbangkan bersamaan dengan layang-layangnya. Hingga orang-orang di desanya menyangka itu adalah iblis atau setang yang terbang di langit malam. Walaupun akhirnya mereka mengetahui jika itu salah satu mainan Newton.

Ada juga pendapat lainnya yang menyatakan bahwa, Newton memulai sekolahnya saat ia tinggal bersama dengan neneknya di desa, yang kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di daerah Grantham.

Sejak Newton berusia 12 hingga 17 tahun, Newton menempuh pendidikan di sekolah The King's School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah itu). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar nantinya dia menjadi petani saja.

Namun bagaimanapun juga, Newton tidak menyukai pekerjaan barunya. Kepala sekolah King's School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton kembali lagi ke sekolah, sehingga dia menamatkan pendidikannya. Newton dapat menamatkan sekolahnya pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.

Perjalanan Menuju Kesuksesan
Ketika Newton bersekolah di Grantham, ia tinggal di kos milik apoteker lokal bernama William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19 tahun, Newton sempat menjalin cinta dengan adik angkat William Clarke, yaitu Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, kisah cintanya dengan Storer menjadi semakin tidak menentu, dan akhirnya Storer pergi meninggalkan Newton dengan menikahi orang lain.

Beberapa kalangan mengatakan bahwa Newton mengalami frustasi dan selalu mengenang cinta pertamanya itu, yang selanjutnya tidak pernah disebutkan lagi Newton memiliki seorang kekasih dan bahkan tidak pernah ada kabar Newton pernah menikah.

Pada bulan Juni tahun 1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge yaitu sebagai seorang sizar (mahasiswa yang belajar sambil bekerja di kampus). Pada waktu itu, pengajaran di Universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles, namun Newton lebih memilih untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju seperti Rene Descartes dan astronom seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler. Dan pada tahun 1665, akhirnya Newton menemukan teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika, yang akhirnya berkembang menjadi kalkulus.

Segera setelah Newton mendapatkan gelarnya pada bulan Agustus tahun 1665, Universitas Cambridge di tutup oleh karena adanya Wabah Besar. Walaupun dalam studinya di Cambridge biasa-biasa saja, studi privat yang dilakukan di rumahnya di Woolsthorpe, selama dua tahun, mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan hukum gravitasi.

Pada tahun 1667, Newton pun kembali ke Cambridge dan menjadi pengajar di Trinity. Ia dipilih untuk menduduki jabatan Lucasian Professor of Mathematics pada tahun 1669. Pada saat itu, para pengajar Cambridge ataupun pengajar Oxford, diharuskan atau diwajibkan seorang pastor Anglikan yang sudah ditahbiskan.

Dalam peraturan jabatan sebagai Profesor Lucasian, mengharuskan pejabatnya tidak aktif dalam gereja. Oleh karena itu Newton berargumen bahwa ia seharusnya dibebaskan dari keharusan penahbisan. Sehingga Raja Charles II kemudian menerima argumen Newton dan memberikan persetujuan, sehingga akhirnya, konflik antara pandangan keagamaan Newton dengan gereja Anglikan dapat segera untuk dihindari.

Dari tahun 1670 hingga tahun 1672, Newton mengajar bidang optika. Semasa periode ini, ia menginvestigasi refraksi cahaya dengan menunjukkan kepada khalayak bahwa kaca prisma dapat membagi-bagi cahaya putih menjadi berbagai spektrum warna, serta lensa dan prisma keduanya akan menggabungkan kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi cahaya putih.

Pada tahun 1679, diketahui Newton mulai mengerjakan mekanika benda langit, yaitu gravitasi dan efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan referensi terhadap hukum Kepler tentang gerak planet. Hal ini dirangsang oleh pertukaran surat singkat pada masa tahun 1679-80 dengan Hooke, yang juga saat itu telah ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, yang sekaligus membuka korespondensi yang dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal Society.

Bangkitnya kembali ketertarikan Newton terhadap astronomi, mendapatkan rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet pada musim dingin di tahun 1680-1681, yaitu yang dibahasnya dalam korespondensi dengan seorang John Flamsteed.

Setelah diskusi banyak dengan Hooke, Newton juga menciptakan bukti penting bahwa bentuk elips orbit planet akan berasal dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond Halley dan ke Royal Society dalam De motu corporum in gyrum, yaitu sebuah risalah yang di tulis dalam 9 halaman, dan di salin ke dalam buku register Royal Society pada bulan Desember tahun 1684. Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian dikembangkan dalam karyanya yang sangat terkenal, yaitu “Principia”.

Karya Newton yang amat sangat populer ini, “Principia”, dipublikasikannya tanggal 5 Juli pada tahun 1687, dengan dukungan dan bantuan keuangan dari Edmond Halley. Dalam karyanya ini, Newton tegas menyatakan bahwa hukum gerak Newton yang juga memungkinkan banyak kemajuan dalam revolusi industri, kemudian terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan memang masih merupakan pondasi dari teknologi non-relativistik pada dunia modern. Saat itu Newton menggunakan kata Latin gravitas (berat) untuk suatu efek yang kemudian dinamakan sebagai gravitasi, yang selanjutnya ia mendefinisikan hukum gravitasi universal.

Dalam karya yang sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan kalkulus, dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk menentukan (berdasarkan hukum boyle) laju bunyi di udara. Sehingga Newton bisa menentukan kepepatan bentuk sferoid bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi bulan pada kepepatan bumi, ia juga memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak bulan, memberikan teori penentuan orbit komet yang masih banyak lagi.

Selanjutnya Newton memperjelas lagi pandangan heliosentrisnya tentang tata surya, yang juga dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an dia sudah mengakui matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya.

Bagi Newton, titik pusat matahari atau benda langit lainnya, memang tidak dapat dianggap diam, dan seharusnya: "titik pusat gravitasi bersama bumi, matahari dan planet-planetlah yang harus disebut sebagai pusat dunia", dan pusat gravitasi ini .. "diam atau bergerak beraturan dalam garis lurus".

Newton dalam hal ini mengadopsi pandangan alternatif "tidak bergerak" dengan memperhatikan pandangan umum bahwa, pusatnya, di manapun itu, tidak bergerak!

Dalam edisi kedua Principia (1713), Newton secara tegas menolak kritik dalam bagian General Scholium yang terletak di akhir bukunya. Newton menulis bahwa, cukup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal tersebut tidak menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan lagi hipotesis tentang hal-hal yang justru tidak tersirat oleh fenomena itu. Lalu Newton menggunakan ungkapannya yang kemudian terkenal dengan istilah “Hypotheses non fingo”.

Berkat karyanya, Principia, Newton bangkit sebagai ilmuan fisika terbesar dan diakui oleh dunia internasional sepanjang masa. Sehingga Newton mendapatkan lingkaran pengagum yang sangat banyak, termasuk matematikawan kelahiran Swiss, Sir Nicolas Fatio de Duillier, yang pernah menjalin hubungan intens dengannya sampai tahun 1693 hubungan tersebut mendadak berakhir. Pada saat bersamaan, Newton menderita gangguan saraf.

Pada bulan April, tepatnya di tahun 1705, dalam suatu kunjungan ke Trinity College, Cambridge, sang Ratu Anne lalu mengangkat Newton sebagai “Kesatria”. Pengangkatan ini kemungkinan besar didorong oleh perhitungan politik yang sehubungan dengan pemilihan parlemen pada bulan Mei 1705, dan karena pengakuan dan penghargaaan atas karya-karya ilmiah sang Newton ataupun jasanya sebagai Empu Percetakan Uang Logam.

Terlepas dari itu semua, Newton adalah ilmuwan kedua yang diangkat sebagai Kesatria, setelah Francis Bacon. Mendekati akhir hayatnya, Newton tinggal di Cranbury Park, dekat Winchester, yaitu dengan kemenakan perempuan dan suaminya, sampai dia wafat pada tahun 1727.

Newton wafat dalam tidurnya di kota London pada tanggal 31 Maret, dan dikebumikan di Westminster Abbey. Kemenakannya Catherine Barton Conduitt bertindak sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan sosial di rumahnya di Jermyn Street di kota London. Dia adalah "pamannya yang sangat penyayang," menurut surat Newton kepada Catherine Barton pada saat kemenakannya itu sedang memulihkan diri dari penyakit cacar.

Seumur hidupnya Newton yang tetap membujang dan telah membagi-bagikan sebagian besar harta miliknya kepada sanak keluarganya pada tahun-tahun terakhir hidupnya, dan Newton pergi dengan tanpa meninggalkan warisan.

Setelah kematiannya, diketahui bahwa dalam tubuh Isaac Newton banyak ditemukan sejumlah kandungan besar air raksa, yang mungkin akibat dari studi alkimia yang pernah dilakukannya. Fenomena air raksa ini sesungguhnya dapatlah menjelaskan keeksentrikan Newton di akhir hayatnya.

Rujukan Buku:
Busthan Abdy (2018). Pendidikan Berbasis Goblok (hal.69-77). Kupang: Desna Life Ministry
« PREV
NEXT »

Tidak ada komentar