Buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan yang bernilai “Estetika”. Sebab memadukan unsur-unsur drama, prosa dan puisi.
Prosa adalah kata yang merangkai “halwa”. Sementara puisi merupakan kalimat yang mengungkap “candu”. Jika keduanya bertemu, siapakah yang mampu menahan lajunya sebuah fardu?
Ya, dalam seni dan bahasa, fardu itu kewajiban yang tak berpangkal, tetapi juga tak bertepi. Fardu ibarat sebuah lingkaran dalam jiwa seniman.
Ketika segalanya menjadi lingkaran, maka semua kisah akan terulang kembali. Semuanya akan terungkap lagi, seperti dulu, seperti waktu itu. Tidak satupun yang mampu tersisih dan terlupakan. Sebab segalanya akan tertuang dalam untaian puisi, dan dalam nyanyian prosa.
Prosa adalah kata yang merangkai “halwa”. Sementara puisi merupakan kalimat yang mengungkap “candu”. Jika keduanya bertemu, siapakah yang mampu menahan lajunya sebuah fardu?
Ya, dalam seni dan bahasa, fardu itu kewajiban yang tak berpangkal, tetapi juga tak bertepi. Fardu ibarat sebuah lingkaran dalam jiwa seniman.
Ketika segalanya menjadi lingkaran, maka semua kisah akan terulang kembali. Semuanya akan terungkap lagi, seperti dulu, seperti waktu itu. Tidak satupun yang mampu tersisih dan terlupakan. Sebab segalanya akan tertuang dalam untaian puisi, dan dalam nyanyian prosa.
Tidak ada komentar
Posting Komentar