Dampak dari kerusuhan yang terjadi di daerah Waena, ibu kota Provinsi Papua, Jayapura, pada Senin (23/9/2019) merenggut sejumlah korban jiwa. Termasuk salah satu korban tewas adalah Prajurit TNI bernama Praka Zulkifli.
Dikutip dari liputan6.com, usai demonstrasi di auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, massa yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) meminta diantar ke Expo Waena.
Expo Waena yang letaknya sekitar 6 kilometer dari auditorium Uncen, merupakan pusat tongkrongan anak muda di Jayapura.
Polisi pun menyanggupinya. Mereka diantar menggunakan truk Brimob dengan kawalan polisi lalu lintas dan anggota Brigadir Mobile.
''Dalam perjalanan, tidak ada masalah. Semua kondusif. Namun, di tengah jalan, saat melewati pasar tempat mama-mama jual pinang, beberapa dari mereka minta diturunkan,'' ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal kepada Liputan6.com, Selasa (24/9/2019).
Di sana, anak-anak muda itu melihat empat prajurit TNI yang sedang makan di warung, termasuk Praka Zulkifli. Empat prajurit ini, kata dia, merupakan anggota TNI yang diperbantukan ke Polda Papua. Sehari-hari, mereka bertugas sebagai sopir truk Brimob.
Tanpa diketahui polisi dan prajurit TNI yang lain, mereka langsung menjadi sasaran keberingasan massa.
''Saya ulangi ya, mereka itu driver truk yang digunakan Brimob. Sedang makan, langsung digebukin. Sampai akhirnya 1 prajurit meninggal. Tiga lainnya melarikan diri karena massa banyak dan membawa golok, batu serta senjata tajam. Rekan-rekan Brimob yang ada di Expo tidak mengetahui peristiwa tersebut,'' tutur Kamal soal aksi anarkistis di Waena, Papua.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan Praka Zulkifli yang berasal dari Tidore ini, mengalami luka bacok di kepala bagian belakang dengan segera dievakuasi menuju RS Bhayangkara Papua untuk mendapat perawatan.
''Namun karena pendarahan yang hebat, meski mengalami perawatan secara intensif, sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Sungguh disayangkan, almarhum yang berhasil menyelamatkan sandera pada peristiwa Banti, justru mengalami hal seperti ini,'' ujar Kapendam.***
Tidak ada komentar
Posting Komentar